Para penggemar kopi tentu sudah tidak asing dengan nama kopi luwak. Tapi tidak sedikit di antara mereka yang tidak tahu seperti apa wujud binatang yang berjasa menghasilkan kopi yang sangat digemari oleh banyak masyarakat ini.
Luwak atau musang luwak yang mempunyai nama latin Paradoxurus hermaphroditus ini adalah mammalia yang termasuk dalam kategori musang dan garangan (viverridae). Binatang ini mempunyai ukuran sedang dengan panjang sekitar 90 cm ( termasuk ekornya yang memiliki panjang sekitar 50 cm). Tubuhnya dipenuhi oleh bulu berwarna abu-abu kecoklatan dan totol berwarna hitam.
Musang luwak dapat ditemukan di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, mulai dari India, Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, Burma, Filipina Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, Luwak didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, serta Taliabu dan Seram di Maluku.
Musang Luwak termasuk binatang nocturnal yang aktif pada malam hari. Mereka suka memanjat pohon atau bersembunyi di semak dalam mencari mangsanya. Luwak termasuk binatang karnivora. Mangsa mereka antara lain serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta berbagai hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, seperti tikus. Selain itu, luwak juga memakan aneka buah yang ada di pekarangan. Di area yang sering dilewati luwak ini, sering didapati biji-bijian yang tidak tercerna dengan sempurna oleh luwak. Dari situlah ditemukan jenis kopi yang menurut salah satu situs web internasional penjual kopi ini mematok harga hingga 280 dollar AS (Rp 2,7 juta-an) per 0,45 kilogram. Sungguh luar biasa bukan??
Sungguh amat disayangkan jika saat ini populasi luwak justru semakin terancam keberadaannya. Karena nilai kopi luwak yang dihasilkannya, banyak produsen yang kemudian menangkap luwak di alam liar, menangkar, dan memaksanya memakan biji kopi.
Direktur Deputi Regional TRAFFIC (LSM anti-perdagangan hewan liar) Chris Shepherd melaporkan dari kunjungannya pada tahun 2010 dan 2012 di Jakarta bahwa terdapat penjualan 30 luwak dari tiga spesies, yaitu Viverricula indica, Paradoxurus hermaphroditus, dan Arctogalidia trivirgata.
Layaknya hewan dari kategori viverridae, musang luwak mengeluarkan bau dari kelenjar di sekitar anus yang memiliki bau yang khas untuk menandai wilayahnya serta mengetahui keberadaan lawan jenisnya. Seekor induk musang luwak biasanya melahirkan 2-4 ekor anak musang luwak. Mereka diasuh oleh si induk betina hingga mereka mampu untuk mencari makan sendiri
Referensi: wikipedia
Posting Komentar